Analisis jurnal keperawatan medikal bedah

ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Use of Metronidazole Gel to Control Malodor in Advanced and
Recurrent
Breast Cancer
DISUSUN OLEH:
SUPRIYADI
1111040075
PROGRAM PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka pada jaringan tumor dan atau kanker mamae mudah sekali terjangkiti bakteri dan cenderung menghasilkan bau yang tidak enak atau biasa disebut malodor. Bakteri anaerob diyakini sebagai penyebab dari malodor tersebut. Perawatan luka menggunakan metronidazole adalah perawatan luka yang dirancang untuk mengontrol bau dan eksudat yang ada pada luka serta mempercepat proses Luka terbuka dan terdapat banyak eksudat sangat rawan terhadap bakteri dan infeksi pathogen lingkungan. Haltersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien dan harga diri pasien. Berbagai macam strategi terapi luka memiliki berbagai patologi yang berbeda terhadap jaringan dan luka yang terdapat pada Dilihat dari efek yang ternyata dapat membantu menghilangkan malodor sehingga dapat memberikan efek psikologis pada pasien, terapi perawatan luka menggunakan metronidazole merupakan sebuah terobosan yang perlu diangkat kembali. Hal tersebut dianggap baik karena memiliki keuntungan yang telah teruji dan resiko minimal terhadap mal fungsi jaringan.
B. Tujuan
Tujuan dari penyampaian jurnal ini adalah: 1. Menambah wawasan tentang perawatan luka pada tumor dan atau cancer 2. Mengetahui efektifitas metronidazol dalam mengatasi bau dan mempercepat 3. Diharapkan makalah ini dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan, khususnya tenaga keperawatan dan manajemen perawatan luka di RSUD RESUME JURNAL
Tempat dan waktu penelitian : Rumah Sakit Japan 1996 : Mengetahui apakah metrodiazol dapat mengontrol bau pada : Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai effektifitas Korelasi antara isi jurnal dengan realita sudah ada
Hasil penelitian di jurnal ini menyatakan bahwa metronidazol dapat menghilangkan bau tidak sedap dan mengontrol eksudat serta mempercepat penyembuhan luka. Hal tersebut berbeda dengan kondisi riil di klinis atau lapangan perawatan luka dilakukan hanya menggunakan Nacl tanpa metronidazol .
Perbandingan isi jurnal dengan teori yang lain
Menunjukkan penurunan atau hilangnya koloni anaerobik. Tidak terjadi reaksi merugikan dari penggunaan metronidazol. Penggunaan metronidazol topikal dalam bentuk gel akan meningkatkan kualitas hidup untuk pasien dengan tumor ulserasi berbau busuk dan memfasilitasi perawatan intensif dari Metronidazol merupakan obat anti bakteri dan anti Sintetik derivat nitromidazol yang mempunyai aktifitas bakterisid, amebisid, dan trikomonosdid Teori yang lain : Penggunaan iodin povidon Povidon iodine adalah suatu iodovor dengan polivinil pirolidon berwarna coklat gelap dan timbul bau yang tidak menguntungkan ( Ganiswara, 1995 ) Povidon iodine merupakan agen antimikroba yang efektif dalam desinfeksi dan pembersihan kulit baik pra maupun pasca operasi, dalam penatalaksanaan luka traumatik yang kotor pada pasien rawat jalan dan untuk mengurangi sespsis pada luka bakar ( Morisson, 2003 dikutip dari Zelner dan Bugyi,1985 Mekanisme kerja Povidon iodine, bersifat bakterisid, memiliki toksisitas rendah pada jaringan, tetapi deterjen dalam larutan pembersihnya akan lebih meningkat toksisitasnya ( Peter 1992). Dalam 10 % povidon iodine mengandung 1% iodiyum yang mampu membunuh bakteri dalam 1 menit dan mampu membunuh spora dalam waktu 15 menit PEMBAHASAN
A. Metronidazol
Terapi perawatan luka pada tumor dan kanker mamae menggunakan metronidazol adalah perawatan luka yang dirancang untuk mengontrol malodor dan eksudat berlebih serta mempercepat proses penyembuhan luka. Terapi tersebut menggunakan prinsip menghilangkan bakteri anaerob yang masuk dan menjangkiti luka pada luka tumor dan atau kanker mamae. Kepekaan test dilaksanakan untuk petostreptococcus dan bakteri gram negatif anaerobik yang diisolasikan. Konsentrasi dari metronidazol bersifat mencegah infeksi minimal.
Terlepas dari penggunaan jangka panjangnnya, reaksi kurang baik dari metronidazol tidak ditemukan dengan kata lain metronidazol tidak menyebakan malfungsi jaringan. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa tumor dan atau kanker pada mamae merupakan tempat yang paling disukai oleh bakteri dalam hal ini bakteri bacteroides sp adalah paling banyak dideteksi.
B. Kerugian dan keuntungan
Beberapa keuntungan dari metronidazol adalah menghilangkan bau pada luka, mengontrol pengeluaran eksudat, mempercepat granulasi jaringan dan membantu proses penyembuhan. Sedangkan kerugian penggunaan metronidazol secara empiris belum ditemukan secara signifikan.
C. Implikasi keperawatan
Diharapkan kedepan dapat mengangkat kembali dan mengadopsi perawatan luka untuk tumor dan atau kanker mamae menggunakan metronidazol gel.
Menambah pengetahuan dan wawasan bagi perawat dalam perawatan luka khususnya pada luka tumor dan atau kanker mamae.
A. Kesimpulan
Penggunaan metronidazol topikal dalam bentuk gel akan meningkatkan kualitas hidup untuk pasien dengan tumor ulserasi berbau busuk dan memfasilitasi perawatan intensif dari penyakit yang mendasarinya.
Untuk mendukung pelaksanaan keperawatan yang tepat dan meningkatkan kesejahteraan kesehatan pasien dengan tumor khususnya kanker mamae, perawatan luka dengan menggunakan metronidazol gel perlu dipertimbangkan untuk kembali dugunakan dalam perawatan luka di rumah sakit.

Source: http://mitrothemaks.files.wordpress.com/2012/07/94556723-analisis-jurnal-keperawatan-medikal-bedah1.pdf

Doi:10.1016/s0140-6736(05)78347-

the near future. To be accepted, however, the nitraterespiratory rate and a greater increase in oxygen saturationformulation may need further refinement. with isosorbide dinitrate than with furosemide. The fall inheart rate is of interest, because it suggests reducedDepartment of Cardiovascular Medicine, University of Birmingham andsympathetic drive; in other studies heart rate did notUnive

Minipig science day f. hoffmann-la roche, basel

• The early days of the minipig • The reasons why minipigs came to be • Examples of safety pharmacology studies • Regulatory acceptability • For many years the standard approach has been to use a rodent and a non-rodent for safety assessments. – MICE: single & repeat dose studies, carcinogenicity. – RATS: single & repeat dose studies, reproductive – RABBITS: dermal stu

Copyright © 2009-2018 Drugs Today